Rekapitulasi perolehan suara sudah sampai di KPU Provinsi Kaltim dan kini bergerak ke KPU Pusat. Untuk calon anggota DPR RI, dari 8 kuota kursi Daerah Pemilihan Kalimantan Timur, ada nama H. Irwan, M.S.IP, MP, seorang aktivis dari Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Kalimantan Timur memberikan jalan kepada saya untuk mengabdi di DPR RI,” ucap Irwan, saat jumpa pers di Hotel Royal Victoria Sangatta, Kutim, baru-baru ini.
Kemunculan Irwan menjadi kandidat anggota DPR RI dari Partai Demokrat, cukup mengejutkan. Karena dia berada di posisi nomor urut 1, yaitu nomor paling seksi diincar seluruh politisi. Nomor tersebut sudah rahasia umum hanya ‘milik’ ketua partai politik dan orang-orang dekatnya.
Irwan berhasil meraih nomor seksi itu dibanding para seniornya yang juga menjadi caleg DPR RI dari Partai Demokrat seperti Ihwan Datu Adam yang sekarang menjadi anggota DPR RI dan Yahya Anja yang adalah perintis partai Demokrat di Kaltim dan sudah dua kali menjadi anggota DPRD Kaltim.
Siapa sesungguhnya Irwan?
Di dunia politik dia adalah pendatang baru. Jejak karirnya justru dimulai dari pegawai negeri sipil. Namun kemudian jiwanya lebih terpanggil menjadi aktivis dan meninggalkan pekerjaannya sebagai aparatur sipil negara.
Lahir di Sangkulirang Kutai Timur pada 30 April 1979, Irwan yang akrab dipanggil dengan julukan Irwan Fecho ini menyukai ilmu kehutanan. Bidang studinya dimulai dari SKMA (Sekolah Kehutanan Menengah Atas), setingkat SLTA, sampai kini menjadi kandidat Doktor, semua menyangkut Kehutanan.
Walau lahir di Sangkulirang Kutai Timur, tapi perjalanan pendidikannya dimulai saat dia oleh keluarga pindah ke Sulawesi Selatan. Irwan menempuh pendidikan formal sekolah dasar di SD Negeri 1 Palakka Barru, Sulawesi Selatan. Usai lulus sekolah dasar dia kembali ke Sangkulirang untuk melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sangkulirang.
Adik kandung dari anggota DRPD Kutim Agusriansyah ini, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Samarinda dan lulus pada tahun 1998. Lulus dari SKMA, Irwan langsung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan di BIPHUT Samarinda dari tahun 1998 hingga 2004.
Ia pindah ke Sangatta pada akhir tahun 2004 dan bekerja di staf di Dinas Kehutanan Kutai Timur hingga tahun 2014. Anak ketiga dari 5 bersaudara ini, pernah menjabat Kasie Penatagunaan dan Perpetaan Dinas Kehutanan Kutim.
Di tahun 2018, ia memutuskan untuk berhenti menjadi PNS. Namun untuk urusan pendidikan, dia terus mengejar cita-citanya di Unmul. Ia tercatat sebagai lulusan terbaik (cumlaude) saat mengambil S2 ilmu kehutanan Unmul. Dan lulusan terbaik ilmu pemerintahan Unmul. Kini, dia sedang menyelesaikan studi akhir S3 Ilmu kehutanan di Universitas Mulawarman Samarinda (Unmul).
Kecintaannya pada ilmu kehutanan membentuk karakternya sebagai sosok peduli alam, pemerhati konservasi dan lingkungan hidup. Pria yang hobi baca buku ini adalah salah satu pendiri organisasi Forum Peduli Karst Kutai Timur. Dia punya obsesi besar tentang Karst yang membentang di kampung halamannya Sangkulirang sampai Mangkaliat.
Dia melihat sebuah potensi ekonomi yang luar biasa. Terutama pemanfaatannya menjadi eko wisata. Perjuangannya di organisasi non government itu membuatnya sering diundang sebagai narasumber terkait Karst.
Aktivitas lainnya, Irwan adalah salah satu pendiri organisasi Gerakan 20 Mei Kutai Timur pada tahun 2014 dan memimpin organisasi tersebut sejak tahun 2018 hingga saat ini. Dikepemudaan dia menjadi wakil ketua bidang lingkungan hidup DPD KNPI Kutim periode 2017-2019, Ketua IKA SKMA Kalimantan Timur, dan Ketua Cabang Kutim Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI).
Di bidang olahraga, Irwan pernah menjadi Manager Persikutim pada tahun 2014-2015, dan membawa klub kebanggaan Kutim ini melangkah menuju ke babak 16 besar liga Divisi II Indonesia. Usai memimpin Persikutim, dia tergerak mendirikan Klub Sepak Bola Tho Lere FC dan berubah nama menjadi Sangkulirang FC. Klubnya juga pernah mencicipi liga III Indonesia dan mampu lolos hingga babak semifinal zona Kalimantan Timur.
Selain di Sepak bola, Ayah tiga anak ini, berhasil membawa tim arung jeram Kutim meraih 4 emas pada ajang Porprov VI Kaltim 2018 serta mengikuti Arung jeram tingkat internasional. Pemuda asal Sangkulirang ini, namanya semakin dikenal masyarakat Kaltim, saat ia memperjuangkan pemotongan anggaran bagi hasil daerah yang dilakukan pemerintah pusat ke pemerintah daerahnya khususnya Kaltim yang merupakan penghasil penerimaan negara terbesar di Indonesia.
Irwan berani menggugat pemerintah pusat melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Tidak sedikit dana pribadi yang dikeluarkan untuk menggugat ke MK. Ia berjuang sendiri tanpa campur tangan dari pemerintah daerah.
Kini, setelah dia dipercaya duduk di kursi parlemen Senayan Jakarta, obsesi besarnya adalah bagaimana mempengaruhi kebijakan nasional agar berkeadilan untuk Kalimantan Timur. Sebagai seorang aktivis, Irwan tidak anti terhadap tumbuhnya industri seperti batu bara, perkebunan. Namun dia sangat konsen agar ada keseimbangan, antara pertumbuhan industri dengan kesejahteraan masyarakatnya.
Jika selama ini warga Kalimantan Timur masih jauh dari sejahtera, namun provinsi ini memiliki PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) termasuk 5 besar Indonesia, dia merasa ada yang salah dalam penerapan kebijakan pemerintah.
“Hasil sumber daya alam ini harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Kaltim,” ujarnya. #Imran/charles
Sumber, beritakaltim.co
Recent Comments