Seperti kita ketahui bahwa prinsip utama dari demokrasi adalah kebebasan dan persamaan serta kedaulatan rakyat.

Demokrasi butuh fondasi dan kebebasan dan persamaan-lah yang akan menjadi fondasinya. Karena dengan kebebasan, maka rakyat maju dan berhasil tanpa adanya pembatasan dari penguasa.

Lalu sebaliknya, agar kebebasan atau persamaan bisa terwujud dalam bernegara, maka perlunya diwujudkan ide kekebasan yang mana kekuasaan penguasa politik perlu dibatasi.

Jangan justru dibalik, penguasa politik yang diberi kebebasan dan rakyatnya yang dibatasi. Selain kebebasan dan persamaan, maka kedaulatan rakyat adalah penyempurna demokrasi. Artinya kebijakan penguasa adalah kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat.

Demokrasi menjamin adanya ke-ikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara termasuk, yang barusan kita selesai laksanakan. Yaitu menjamin adanya ke-ikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara, yang dalam hal ini ikut menyukseskan pemilu.

Pemilu bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dengan memilih pemimpin dan wakil rakyat termasuk memilih presiden dan wakil presiden.

Perbedaan pilihan menggambarkan derajat kebebasan berdemokrasi. Berbeda ialah alasan sekaligus tujuan kita memilih untuk kedaulatan dan kemerdekaan hak kita.

Penerimaan hasil pemilu adalah keniscayaan. Ada kalah ada menang. Yang bisa menerima hasil pemilu adalah pemenang demokrasi. Jika pun ada ketidak-puasan atau ketidak percayaan pada hasil pemilu, maka saluran konstitusional telah tersedia dengan tidak membawa rakyat yang berbeda pilihan berhadap-hadapan.

Begitupun pemegang kekuasaan sangat tidak boleh menggunakan kekuasaan bersenjata untuk menghadapi rakyat yang belum puas dan ingin menyampaikan hak dan pendapatnya.

Rakyat yang aksi dan petugas polisi dilapangan sama-sama jelata, mereka samua sama-sama punya keluarga dan tentunya sama-sama ekonomi menengah ke bawah. Mereka semua pemilik kedaulatan.

Ayo sadaraku! semua anak bangsa mari kita kembalikan demokrasi kita pada prinsip utamanya yaitu, kebebasan dan persamaan dan kedaulatan rakyat.

Dan kepada para pemimpin partai, pemimpin pemerintah berhentilah gunakan politik perpecahan, dan adu domba rakyat, itu sangat berbahaya dan menghancurkan bangsa yang besar ini.

Singapura, 22 Mei 2019
Anak bangsa..

H. Irwan