Bendahara Umum Demokrat, Irwan Fecho, mendorong Pemkab Kutai Timur (Kutim) untuk memberikan perhatian serius terhadap tiga agenda strategis pembangunan yang dinilai krusial bagi kemajuan daerah. Ketiga agenda tersebut mencakup pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, percepatan pembangunan Pelabuhan Kenyamukan, serta kelanjutan proyek Bandara Sangkima.
Pernyataan tersebut disampaikan Irwan dalam pertemuan dengan awak media di Kedai Kopi Meet Point, Jalan APT Pranoto, Sangatta Utara, pada Senin malam (7/4). Irwan menekankan pentingnya membangkitkan kembali KEK Maloy yang selama ini dinilai belum mampu menghadirkan investasi berkelanjutan.
“KEK Maloy ini kan sudah kurang lebih 10 tahun tidak fungsional kan, artinya investasi tidak datang-datang juga,” ujarnya.
Irwan menjelaskan, saat ini terdapat peluang untuk menghidupkan KEK Maloy melalui program transmigrasi lokal yang digagas oleh Kementerian Transmigrasi. Berbeda dari pendekatan sebelumnya, program ini dirancang dengan konsep permukiman modern yang terintegrasi dengan infrastruktur dasar dan penguatan ekonomi lokal.
“Jadi bukan transmigrasi yang seperti di Rantau Pulung atau Kaubun, tapi perumahan yang tertata baik, modern, dengan infrastruktur pendidikan, jalan, kesehatan, jadi bukan hanya memindahkan masyarakat tapi ada pengembangan kewilayahan, bahkan tidak mengubah kearifan lokal,” terangnya.
Ia menambahkan, jika KEK Maloy dapat diaktifkan secara optimal, kawasan ini berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi baru di Kalimantan Timur.
“Kalau KEK Maloy sudah aktif, maka akan jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kalau sudah begitu, ya seperti bunga yang didatangi kumbang,” kata mantan anggota Komisi V DPR RI ini.
Terkait Pelabuhan Kenyamukan, Irwan mengungkapkan pentingnya percepatan penyelesaian proyek tersebut. Ia optimistis pelabuhan dapat difungsikan dalam waktu dekat jika mendapat dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Saya sudah diskusi agar pembangunan pelabuhan dilanjutkan. Waktu saya di Komisi V, kita sudah bantu Rp100 miliar dari APBN. Kalau sekarang ditopang APBD, saya yakin paling lambat awal 2026 sudah bisa fungsional,” jelasnya.
Sementara itu, Irwan juga menyoroti kelanjutan pembangunan Bandara Sangkima yang dinilainya tidak boleh dibiarkan terbengkalai. Ia berkomitmen untuk memfasilitasi dialog antara Pemkab Kutim dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kehutanan demi percepatan realisasi proyek tersebut.
“Makanya saya bilang ini semua simultan. Saat KEK Maloy diaktifkan, pelabuhan harus fungsional, bandara juga harus dilanjutkan. Tiga-tiganya harus jalan bersama untuk masa depan Kutim,” pungkasnya.
Recent Comments