Apakah kita masih ingat bersama proklamasi tanggal, 17 Agustus 1945? Ya ini adalah momentum bersejarah bangsa kita Indonesia. Pidato proklamasi dibacakan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Waktu itu merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia sejak berabad-abad terjajah. Hari itu, dengan gagah, riang gembira, dan kobar semangat para pemuda, tokoh bangsa, dan semua rakyat meneriakkan kalimat “merdeka”. Mereka yang kita maknai sebagai, bangsa Indonesia berhasil mengulung kelompok kolonial dari tanah air tercinta.

Perjuangan para pendiri bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan berlangsung selama berabad-abad disertai dengan pengorbanan jiwa dan raga. Hingga kemerdekaan itu akhirnya tercapai di 17 Agustus 1945. Perjuangan para pahlawan bangsa dan tokoh-tokoh proklamasi harus dijadikan contoh bersama oleh kita-kita semua pada generasi penerus bangsa untuk saling bahu-membahu membangun bangsa dalam kerangka besar persatuan bangsa.

Melalui tekad persatuan dan niat yang kokoh kukuh itu pula, bangsa ini bisa mewujudkan kesejahteraan untuk anak bangsa. Indonesia yang suku bangsanya dan kekayaannya beraneka ragam, sehingga prinsip optimalisasi segenap keanekaragaman harus menjadi tujuan utama. Pada konteks ini, segenap kompenen bangsa harus didahalukan, yakni kepentingan rakyat dalam mencapai tujuan Negara yang sejahtera.

Tak terasa, kini kemerdekaan itu akan kita peringati kembali. Tepatnya nanti di tanggal, 17 Agustus yang beberapa hari lagi akan kita rayakan bersama. Usia 74 tahun kemerdekaan. Sebuah usia dengan rentan waktu yang cukup panjang. Setiap tahun seluruh lapisan masyarakat selalu merayakan hari kemerdekaan RI dengan beragam kegiatan dan perlombaan untuk memeriahkan kemerdekaan itu.

Nilai kemerdekaan yang sudah dinikmati dalam rentang waktu puluhan tahun ini merupakan modal besar dalam menjalani proses pembangunan di Indonesia dan konteks Kalimantan Timur. Namun dalam tiap tahunnya proses tersendat dan terus mengalami pasang surut akibat berbagai bencana, ada banjir, gempa, kekeringan lahan serta peristiwa sosial yang menghambat kelancaran pembangunan.

Tak hanya itu, konflik sosial, konflik sumberdaya alam masih kerab kita jumpai dibanyak tempat di tanah air. Begitu pun dengan masih lambatnya pelayanan pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, seperti dalam bidang kesehatan, pemenuhan pendidikan yang bermutu, dan ketersediaan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat kecil menengah ke bawah serta konektifitas infrastruktur jalan yang belum terhubung. Kesemuanya merupakan sekelumit dari pekerjaan besar yang perlahan-lahan harus diikhtiarkan bersama oleh Negara di era kemerdekaan ini.

Optimisme di Tengah Tantangan

Saat ini, Indonesia berada dalam tahun politik. Indonesia sebagai rumah bersama tengah menghadapi ragam cobaan. Kini, kita memasuki era usia kemerdekaan yang ke 74. Momen kemerdekaan ini adalah saat yang tepat untuk kita melakukan intropeksi diri guna menjadi generasi penerus yang mampu mempertahankan kemerdekaan dan mampu menjawab tantangan setelah kemerdekaan.

Hemat penulis, makna dari kemerdekaan tak hanya semata merdeka secara politik, tetapi masyarakat kita saat ini harus merdeka dari kelaparan, kebodohan, kemiskinan, perampasan hak, dan praktik korupsi yang menyebabkan kebangkrutan di negeri ini. Sehingga bangsa kita tak memiliki posisi tawar dengan bangsa lain. Kesemuanya ini tak mungkin bisa terhenti, melainkan oleh kesadaran kita semua sebagai anak bangsa di negeri ini. Sesuai dengan yang termaktub pada sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia.

Oleh karena itu, perasaan senasib, sebangsa, dan setanah air harus terus diasah agar apa yang menjadi tantangan dan pekerjaan besar bangsa ini, yang berupa kemiskinan, ketimpangan, kesenjangan ekonomi, ketidakmerataan, dan lemahnya keadilan harus dapat diatasi dan janji-janji kemerdekaan bangsa ini, seperti mengantarkan pada kesejahteraan dan kecerdasan bisa terwujud.

Tugas kita bersama ke depan dalam mengisi kemerdekaan ini adalah bagaimana kita semua sebagai anak bangsa mampu mengawal terpenuhinya janji kemerdekaan di negeri ini. Mulai dari pemangku kepentingan rakyat, tokoh masyarakat, dan generasi muda di Kalimantan Timur mampu merawat kemerdekaan dan mengawal kerja-kerja keadilan untuk masyarakat berjalan baik. Begitu pun dalam konteks di Kaltim. Dan di masa depan kita memerlukan generasi dan yang mampu menginspirasi, membuka perspektif baru, menyodorkan kesadaran baru, dan menyalakan harapan jadi lebih terang.

H.Irwan, S,IP,MP

Caleg Terpilih DPR-RI Dapil Kaltim