Anggota Komisi V DPR RI, Irwan melakukan serangkaian agenda kunjungan kerja (Kunker) dimasa resesnya, ke Desa Teluk Aingkama, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim).

Dalam kunjungannya itu, Irwan mengatakan bahwa perlunya mengaktifkan lahan-lahan persawahan terutama yang belum termanfaatkan, dengan membangun jaringan irigasi.

“Kita harus mengaktifkan juga sawah-sawah yang belum (termanfaatkan) dengan membangun jaringan irigasi. Kemungkinan ada penambahan kegiatan tahun depan,” kata Irwan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/7).

Ia menyebutkan, pogram P3-TGAI ini tidak hanya dilakukan di Kutai Timur. Dari perencanaan BWS. Pada tahun ini, imbuh dia, ada 100 lokasi yang tersebar di kabupaten/kota di Kaltim yang juga akan menerima program serupa.

Untuk Kutim, sambung dia, rencananya ada 32 lokasi dengan dua tahap, tahap awal 17 lokasi dan kedua 15 lokasi.

“Ini memang program yang menjadi perhatian serius pak Presiden Jokowi dan Menteri PU, Basuki. Karena di tengah pandemi Covid-19 harus ada dorongan perekonomian masyarakat di pedesaan, termasuk ekonomi kalangan petani,” paparnya.

Sementara itu, Kepala BWS Kalimantan III, Harya Muldianto mengatakan, untuk pembangunan peningkatan jaringan irigasi di Desa Teluk Sengkima, dilaksanakan sejak Maret, dan saat ini telah selesai pengerjaannya, dengan total biaya pembangunan peningkatan jaringan irigasi air nilainya Rp 195 juta.

“Memang kita lihat di sini ada potensi yang masih bisa kita tingkatkan, supaya area yang dijangkau sistem ini bisa lebih menjangkau seluruh area potensi sawah di sini seluas 30 hektare,” ujar Harya.

Terkait ketersedian air, pihaknya akan mempelajari adanya kemungkinan suplai air dari Sungai Singkama, jika memang debit airnya cukup dan sesuai dengan ketentuan, maka BWS akan mencoba melakukan pengusulan pembangunan bendung.

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Teluk Singkama, Ansori mengungkapkan, dahulu pada tahun 1975, desanya menjadi lumbung padi yang memasok kebutuhan untuk Kota Bontang. Saat itu, kata dia, Desa Teluk Singkama masih tergabung dalam Kabupaten Kutai.

“Kami memiliki potensi lahan 1.300 hektare lahan sawah, yang sudah terkelola baru ada 300 hektare. Itu pun masih bergantung dengan musim hujan. Jadi dalam satu tahun maksimal petani kami hanya bisa melakukan dua kali pemanenan. Dalam sekali panen kami mendapatkan 100 ton beras,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, ke depan, jika lahan seluas 1.300 hektare yang ada dapat kembali dikelola, dirinya berharap sejarah Desa Teluk Singkama dapat terulang kembali. Yakni, menjadi lumbung padi untuk memasok kebutuhan di Kutim.

“Sementara kami baru memenuhi kebutuhan beras hanya untuk kecamatan Sangatta Selatan saja. Kami pun sudah melakukan kerja sama dengan PKT (Pupuk Kaltim) untuk memasok 40 ton padi dalam satu tahun,” pungkasnya.