Sudah lama Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami ketimpangan infrastruktur. Menjelang Idul Fitri, seperti ini makin terasa dimana tentunya infrastruktur transportasi baik darat, air dan udara menjadi tumpuan ekonomi dan transportasi masyarakat Kaltim. Terutama terkait pulang ke kampung halaman (mudik) dan harga bahan pokok.
Seperti kita ketahui pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan perkotaan dan kawasan maju lainnya, tetapi juga infrastruktur dikawasan, yang sedang berkembang dan perbatasan untuk mengurangi disparitas sosial (ketimpangan), ekonomi dan wilayah. Dan Kaltim sangat membutuhkan itu. Mengingat Kaltim sebagai provinsi perkembangannya terus mengeliat.
Pasca terbitnya PP No. 33 Tahun 2018 dengan Pemerintah Provinsi sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah, seharusnya ada perubahan besaran anggaran dan juga kewenangan daerah untuk mengelola anggaran seharusnya lebih diperluas. Apalagi tiap tahun Kaltim jadi anak yang baik menyetor hasil sumber daya alamnya pada Pusat Pemerintahan.
Mengingat pekerjaan rumah Kaltim terkait infrastruktur baik darat, laut dan udara masih banyak dan ditunggu oleh masyarakat. Andai infrastruktur tersebut selesai, maka barang-barang dapat diangkut melalui jalur darat, air dan udara dengan cepat sehingga harga-harga kebutuhan di Kaltim akan semakin menurun dan arus transportasi masyarakat akan lebih lancar dan nyaman.
Berdasarkan pengalaman berkeliling Kaltim saat sosialisasi pemilu kemarin, saya melihat ada tiga poros ekonomi maupun transportasi darat di Kaltim yaitu, wilayah selatan, tengah dan utara.
Wilayah selatan terhubung dari Kalsel, Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan dan Samarinda. Kondisi infrastruktur Paser dan PPU masih belum merata dan jauh ketinggalan dibanding Balikpapan dan Samarinda.
Wilayah Tengah terhubung dari Samarinda, Kukar, Kubar dan Mahulu. Kondisi infrastruktur Kukar, Kubar dan Mahulu sangat-sangat ketinggalan terutama dari poros Kota Bangun menuju Barong Tongkok-Long Bagun-Long Pahangai dan Long Apari termasuk yang menghubungkan dengan Kalimantan Tengah.
Wilayah Utara terhubung dari Samarinda, Bontang, Kutim dan Berau serta Kalimantan Utara. Kondisi Infrastruktur Kutai Timur, Berau dan menuju Kaltara juga sangat-sangat belum layak dan perlu segera pembangunan dan peningkatan jalan.
Bicara infrastruktur fisik laut dan udara juga masih banyak ketinggalan. Ada beberapa kabupaten yang perlu segera ada bandara standar nasional maupun internasional yang perlu di bangun antara lain Paser, Kutai Timur dan Kutai Barat. Begitupun pelabuhan internasional di kabupaten pesisir harus segera terbangun dan beroperasi. Paser, PPU, Kukar, Kutim dan Berau.
Saya menulis catatan ini, saat dalam perjalan pesawat dari Jakarta-Banjarmasin, karena sebelumnya melihat status kawan-kawan di sosial media, facebook saya yang lagi pada mudik atau status yang sedang menyambut hari lebaran.
Dimana rata-rata status teman bicara tentang ketidak adilan atas ketimpangan infrastruktur, harga bahan pokok yang mahal serta transportasi darat, air dan udara yang sulit bahkan beresiko nyawa.
Ketimpangan infrastruktur ini dalam realitasnya menjadikan rakyat Kaltim tidak merasakan keadilan sosial sebagaimana yang dirasakan saudara-saudara di pulau Jawa dan pulau besar lainnya. Infrastruktur sudah menjadi masalah keadilan sosial yang mengusik hati rakyat Kaltim bukan hanya tentang masalah ekonomi.
Jangan kita biarkan terus begini. Tidak cukup saya tapi kalian, mereka dan kita semua rakyat Kaltim harus terus suarakan dan perjuangkan.
Alhamdulillah, pesawat telah mendarat di Banjarmasin dan waktunya kumpul bersama keluarga. Saya Irwan dan keluarga mengucapkan selamat Hari Raya idul Fitri 1440 H. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
H.Irwan, SI,P.MP
Recent Comments